Individu, Keluarga dan
Masyarakat
Naluri manusia untuk selalu hidup dan
berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu
manusia disebut mahluk sosial. sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan
yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Adat berperan
karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu:
- menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
- menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Manusia itu pada hakekatnya adalah
mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. manusia itu
merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Maka terjadilah suatu sistem
yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur
kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
individu
adalah seorang manusia yang mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Artinya individu
dalam masyarakat adalah telah
dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya
sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
pertumbuhan
itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang
asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
·
Pendirian Nativistik.
·
Pendirian Empiristik dan
environmentalistik.
·
Pendirian konvergensi dan
interaksionisme.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan
psikologi:
A. Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai
kira-kira 2 tahun
B. Masa estetik dari umur kira-kira 2
tahun sampai kira-kira 7 tahun
C.
Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun
sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
D. Masa
sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun.
KELUARGA
DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga adalah merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok
ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan
sebutan primary group. Ada
4 unsur keluarga yaitu :
a. Keluarga
terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau
adopsi.
b. para
anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga
c.
Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang
yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak
d.
Keluarga itu mempertahankan suatu
kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih
luas.
.
Macam-macam fungsi keluarga adalah:
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
Sekarang biaya pendidikan
mahal sehingga membuat banyak penduduk Indonesia yang tidak dapat menikmati
pendidikan. Jumlah di atas tersebut masih jumlah siswa SMP, belum lagi terdata
siswa SD, SMA dan Mahasiswa serta anak-anak yang tidak pernah mengenyam
pendidikan samasekali. Tentunya jika kita melihat jumlah data tersebut maka
akan sangat memilukan.
Masalah biaya pendidikan di
negara kita ini haruslah kita pandang dengan mata terbuka, tanpa harus menyembunyikan realitas kenyataan yang
terjadi. Banyak putra – putra bangsa kita yang cerdas dan pintar yang sulit
melanjutkan kuliah karena tidak mampu membayar uang kuliah dan biaya uang
pendaftaran kuliah mereka, maka sempat terkendala untuk melanjutkan
pendidikannya, kenyataan ini memang sungguh memprihatinkan.
Dengan tidak menutupi hati
nurani dengan kondisi bangsa kita saat ini, pasti kita akan menemukan berbagai
masalah tentang seputar pendidikan, seperti halnya yang dialami oleh saudara –
saudara kita diluar sana yang belum sempat merasakan pendidikan yang mana
merupakan sebagian dari berjuta masalah pendidikan yang muncul di permukaan.
Oleh Karena itu, berbicara tentang biaya pendidikan pastinya tidak akan
habis-habisnya dan tidak akan terselesaikan dengan semudah membalikan telapak
tangan. Hal tersebut dikarenakan mengingat masih banyaknya masyarakat miskin di
Negeri tercinta kita ini yang belum dapat menikmati pendidikan. Meskipun biaya
pendidikan dianggarkan sebesar 20 persen dari APBN dan ditambahkan lagi dari
APBD, namun masyarakat masih harus berjuang dalam mengisi perut sejengkalnya
jangankan untuk menikmati pendidikan tentunya masih hanya mimpi saja.
Oleh karena itu, ketika anak
dari keluarga miskin hendak bersekolah maka tantangan terberatnya adalah biaya
pendidikan tersebut. Akan tetapi lain pula halnya dengan orang kaya, dimana
mereka tidak begitu menghiraukan besarnya biaya pendidikan tersebut. Kondisi diskriminasi
ini semakin terasa bagi setiap jenjang pendidikan baik pada jenjang SD, SMP,
SMA, maupun Perguruan Tinggi di negara ini.
Menurut Darmaningtyas, akses
masuk ke bangku kuliah di kalangan mahasiswa miskin menurun drastis memasuki
tahun 2000-an. Pasalnya, pada masa itu perguruan tinggi negeri mulai membuka
jalur-jalur masuk khusus yang pada kenyataannya lebih mudah diakses siswa kaya.
(Kompas, 13/09/2010). Kondisi ini timbul karena perhatian dari pemerintah tidak
serius dalam menangani masalah biaya dalam pendidikan ini. Sehingga masalah
demi masalah dalam pendidikan semakin bertambah banyak.
Hal di atas diperparah lagi
dengan kondisi bangsa ini, dimana berbagai krisis sedang terjadi baik moral
maupun ekonomi. Dengan begitu banyaknya permasalahan di negara ini, maka tidak
tertutup kemungkinan bahwa mereka yang miskin tidak akan pernah menikmati
pendidikan hingga tutup usia. Itulah gambaran Negara kita sekarang ini.
Egois Penyebab Diskriminasi
Tidak sedikit warga negara
Indonesia tercinta ini menumpuk harta kekayaannya tanpa memperdulikan orang
lain. Baik dengan cara yang benar maupun mengorbankan milik orang lain
(rakyat), seperti tindakan korupsi yang bertumbuh subur akhir - akhir ini,
tanpa memperdulikan orang lain. Sikap tersebut sepertinya semakin membudaya di
tengah pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat.
Dimana setiap orang sibuk dan dituntut untuk memenuhi kebutuhannya.
Timbulnya sikap yang egois
ini mengakibatkan seorang yang kaya akan semakin kaya sedangkan yang miskin
semakin miskin bahkan melarat seperti lagu rhoma irama. Kondisi ini menjadikan
adanya kesenjangan diantara kita sesama manusia.
Mengingat hakekat manusia
sebagai makhluk sosial, maka seharusnya manusia memberikan rasa iba terhadap
sesama. Namun realitas berbicara keegoisan manusia semakin memuncak. Adanya
sifat keegoisan yang secara berlebihan.
Demikian juga halnya dalam
pendidikan, dimana orang yang mampu akan memperoleh pendidikan yang lebih baik
dibandingkan orang yang hanya untuk memikirkan makan saja sudah sulit atau
dengan kata lain orang yang miskin. Sehingga proses panjang dari hal ini akan
menghasilkan suatu ungkapan yang tidak memiliki rasa kasihan lagi dari orang
yang berpendidikan lebih baik sudah tepat, yaitu"orang bodoh adalah
makanan orang pintar".
Ungkapan di atas adalah
ungkapan yang penting untuk kita responi saat ini. Dimana dapat kita lihat
begitu banyak orang yang pintar di negeri ini, tapi dengan enaknya menggerogoti
uang rakyat. Sehingga rasa kepedulian untuk memikirkan rakyat kecilpun semakin
menciut. Namun, jika ada perlunya kepada masyarakat maka kepeduliannya melebihi
malaikat, misalnya dalam pemilihan dirinya. untuk menjadi calon pemimpin
rakyat.
Keseriusan Pemerintah
Pemerintah harus lebih serius
untuk menanggapi dan menyelesaikan masalah diskriminasi dalam pendidikan yang
terjadi di Masyarakat tersebut. Karena masalah pendidikan jika tidak segera
diselesaikan maka akan melahirkan jutaan penduduk Indonesia yang bodoh. Dan
jika kita coba untuk memaknai lebih jauh lagi, maka ketika kita bodoh (Negeri
Indonesia ini), kita akan dijajah lagi oleh bangsa lain. Sebab kita sudah jauh
tertinggal dengan Negara lain. Ibarat naik pesawat, negara maju sudah sampai ke
bulan, tetapi kita masih ingin take off.
Solusi :
Memberikan beasiswa kepada
siswa atau mahasiswa yang tepat sasaran merupakan salah satu solusi yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah diskriminasi dalam pendidikan yang
lebih jauh lagi. Artinya pemerintah harus melakukan pengawasan dan pemantaun
secara serius, mengingat perilaku korupsi di negara kita sudah menjadi budaya.
Karena jika tidak dilakukan hal tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan akan
terjadinya penyelewengan dana yang seharusnya kepada siswa atau mahasiswa malah
sebaliknya kepada pihak tertentu yang ingin menyelewengkan dana tersebut.
Semoga diskriminasi dalam
pendidikan ini dapat kita atasi secara bersama-sama, terkhusus pemerintah harus
memberikan kebijakan yang bersifat pro rakyat dan bukan malah melakuakan pendiskriminasian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar