Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan
Penduduk adalah orang-orang yang
mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang
dalam wilayah tertentu pula.
Pranata
sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan
serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok
PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
manusia
itu dalam kehidupannya terkait
dengan alam atau daerah dimana mereka hidup. Oleh karena itu penduduk dunia itu
bertambah karena kelahiran lebih besar dari kematian, sehingga tingkat
kelahiran lebih besar dari tingkat kematian. Ini disebabkan karena manusia
sebagai mahluk hidup akan selalu berusaha agar mempunyai keturunan dan
memperjuangkan hidupnya dan sering dikenal dengan teori alam tentang
pertumbuhan penduduk.
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika
penduduk menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain
karena adanya unsurr lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri.
Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan penduduk dapat dihutung dengan cara : pertambahan
penduduk = ( lahir – mati) + ( datang – pergi ).
Komposisi penduduk
Dari komposisi pendukduk kita tau tentang
umur penduduk, jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis mata
pencaharian dan sebaginya. Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin, dapta disusun/dibuat apa yang disebut piramida penduduk.
Persebaran penduduk
Kecenderungan manusia untuk memilih
daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih
sangat sederhana yaitu sejaka jaman purba. Daerah semacam inilah yang kemudian
berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah
perdagangan dan sebagainya.
PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
kebudayaan itu merupakan keseluruhan
ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi
segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.
KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM
KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA
dipulau
jawa kedua kebudayaan
itu tumbuh dan berkembang berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme
maupun budhisme melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni tinggi.
KEBUDAYAN ISLAM
daerah-daerah
yang terpengaruh
oleh kebudayaan Islam misalnya di
Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra Timur, sumatra barat, dan pesisir
kalimantan. Agama
islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang medapat penganut
sebagian besar penduduk indonesia. tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan
islam mewarnai sebagian besar penganutnya di Indonesia.
KEBUDAYAAN
BARAT
kebudayaan barat Meninggalkan ialah agama
Katolik dan agama kristen protestan. daerah-daerah yang masuknya belanda yaitu
misalnya Irian jawa, maluku tengah dan selatan, sulawesi utara dan tengah, nusa
tenggara timur dan pedalam kalimantan.
KEBUDAYAAN
DAN KEPRIBADIAN
terdapat
korelasi diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian
anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan
bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang
bersangkutan.
PRANATA
SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk
menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya : cara atau “usage”
kelaziman (kebiasaan) atau “folkways”; tata kelakuan atau “mores”, dan adapt
istiadat “costom”. Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat
informal ini, ada juga norma yang sengaja diciptakan secara formal dalam bentuk
peraturan – peraturan hukum.
Perkelahian, atau yang sering disebut
tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar
SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus atau mahasiswa. Saya
prihatin dengan seringnya terjadi
tawuran antar pelajar di indonesia ,yang menjelekkan dunia pendidikan di
indonesia, terutama di jakarta. Saya rasa Pemerintah juga khususnya para
Petinggi bisa dijadikan contoh juga,
apakah beliau yang ada di gedung
MPR/DPR tersebut bisa menahan emosinya..???
Apakah juga bisa menjaga perkataannya..???
Seperti yang sering tertangkap di televisi saya rasa tidak.
Pemerintah juga, khususnya bidang
Pendidikan, Sosial, dan Keamanan turut amb il peran dalam hal ini. Apakah
mereka yang tertangkap saat Tawuran ada hukuman khusus..??? Paling banter hanya
di beritahu pada Orang Tua, kepala dicukur gundul saja. Tapi dengan cara itu
saya yakin tidak akan membuat mereka
jera yang suka pada tawuran tersebut. saya juga pernah merasakan yang
namanya sekolah seperti sMP, SMA , dan dulu memang saya nakal tapi selama saya sekolah
tidak pernah ikut tawuran, saya lalui
dengan damai tak ada Tawuran.
Banyak faktor penyebab terjadinya
tawuran antar pelajar
·
seperti
lemahnya pengasuhan dan ketahanan keluarga
·
pendidikan
yang tidak ramah anak
·
lingkungan
yang anarkis
·
serta
tontonkan kekerasan seperti Premanisme elit dan jalanan, sinetron, serta game
online
·
Tawuran
juga dapat dipicu oleh ketidakmampuan orang dewasa memahami dunia anak, energi
yang tidak tersalurkan dengan baik, dan fasilitas yang terbatas.
·
Kemudian,
tekanan sistem pendidikan yang membuat anak stres
·
pengaruh
kelompok atau pergaulan, pendapat dan suara anak yang tidak didengarkan.
·
"Kurangnya
penghargaan terhadap anak dan pemanfaatan waktu luang juga menjadi
pemicu,"
Dampak negatif tawuran antar pelajar
·
Pertama,
pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami
cedera atau bahkan tewas
·
Kedua,
rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta
fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
·
Ketiga,
terganggunya proses belajar di sekolah
·
Keempat,
mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya
penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang
lain.
SOLUSI
Nah, kali ini saya akan memberikan
solusi agar angka atau jumlah Tawuran tersebut berkurang
·
Penindakan
hukum itu, harus diberikan meskipun siswa tersebut anak pejabat maupun siswa
sekolah ternama. Kalau melanggar hukum, jelas harus diproses tanpa pandang bulu karena negara kita ini
adalah negara hukum
·
Hilangkan
budaya OSPEK di Sekolah.
·
Galakkan
Pertukaran Pelajar di berbagai wilayah, karena pelajar lain bukanlah musuh,
tapi kawan.
·
Hukuman
dalam bentuk “Pelayanan Masyarakat” selama 1 tahun (dilaksanakan setelah jam
sekolah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar